Alotnya Negosiasi Rossi-Petronas Bukan karena Uang atau Motor

DBasia.news – Pengamat kawakan MotoGP, Carlo Pernat, menyatakan bahwa negosiasi yang alot antara Valentino Rossi dan Petronas Yamaha SRT bukan dikarenakan soal besaran gaji maupun spesifikasi paket motor, melainkan soal berapa jumlah kru yang boleh diboyong Rossi.

Pebalap berusia 41 tahun itu memang diketahui ingin balapan semusim lagi sebelum gantung helm, dan satu-satunya tempat yang tersedia ada di SRT, karena tempatnya di Monster Energy Yamaha resmi akan diambil alih Fabio Quartararo pada 2021.

Rossi pun kabarnya sama sekali tak mempermasalahkan besaran gaji, toh nantinya gajinya akan tetap dibayar oleh Yamaha alih-alih SRT, karena ia akan mendapatkan kontrak pabrikan. Soal paket motor, ia juga telah dijanjikan YZR-M1 spek pabrikan terbaru.

Uniknya, Rossi diketahui baru bicara dengan para petinggi Yamaha saja, dan belum diskusi langsung dengan Team Principal SRT, Razlan Razali. Belakangan, Razali juga menegaskan bahwa jika Rossi memang ingin membela timnya, maka ia hanya boleh memboyong dua orang kru.

“Masalah dalam negosiasi antara Vale dan Petronas bukanlah soal uang atau motor, melainkan soal berapa banyak anggota kru Vale yang diperbolehkan ikut pindah,” ungkap Pernat, yang merupakan eks manajer tim Aprilia GP125, kepada GPOne.

Padahal, Rossi dikenal sebagai pebalap yang selalu memboyong seluruh anggota krunya tiap pindah tim. Mayoritas krunya saat ini bahkan masih sama dengan kru yang mendampinginya sejak menjalani debut GP500 pada 2000 lalu.

Pernat pun meyakini dua tempat yang disediakan SRT hanyalah untuk crew chief dan teknis data telemetri. “Petronas hanya memberinya dua tempat, yang bisa jadi untuk crew chief-nya, David Munoz, dan teknisi datanya, Matteo Flamigni. Tapi Vale ingin lebih,” tuturnya.

Di lain sisi, Pernat juga menyatakan bahwa permasalahan SRT tak hanya sampai di situ. Belakangan Quartararo juga sempat menyatakan dirinya ingin membawa seluruh anggota krunya saat ini menuju Monster Energy Yamaha.

“Ini adalah masalah yang harus dibicarakan baik-baik, karena Fabio pasti juga ingin membawa seluruh krunya ke tim pabrikan. Jadi Petronas harus ambil keputusan penting,” pungkas Pernat, yang juga manajer pribadi Andrea Iannone.