DBasia.news – Marc Marquez, pembalap tim Repsol Honda itu sering kali mengalami cidera dalam beberapa waktu terakhir, bahkan manajer tim Repsol Honda, Alberto Puig, pun dituduh cidera Marc Marquez ada kaitan dengannya.
Seorang pengamat yang juga mantan manajer Sito Pons, Manolo Burillo, menyoroti kondisi Marc Marquez yang harus sering absen dari ajang MotoGP karena cedera. Dia menyampaikan anekdot tentang Honda dan Alberto Puig.
Ia berkata, Puig menjadi sosok yang kontroversial dan lekat dengan kata-kata pedas sejak mengalami kecelakaan di Le Mans kala masih menjadi pembalap. Dari sana, dia selalu menuntut dirinya lebih dan lebih lagi.
“Alberto Puig memberi tekanan kepada pembalapnya dengan meneriaki mereka, saya tahu apa yang bisa dia katakan kepada mereka,” ucap Burillo yang menggambarkan kondisi paddock Honda di bawah kepemimpinannya.
Burillo pun mengaitkan tuntutat Puig tersebut dengan peristiwa Marc Maequez di Jerez, Spanyol, pada Juli 2020. Peristiwa yang merupakan titik balik dalam karier dan kehidupan seorang Marc Marquez dengan sejumlah prestasi sebelumnya.
Burillo menggambarkan ketika balapan berlangsung, Marquez mengalami tekanan berat dari Puig. Tak ayal, sang pembalap seolah-olah menggambarkan itu adalah balapan terakhirnya dalam karier.
“Mungkin jatuhnya Marc Marquez di Jerez juga karena kegilaan Puig. Karena Alberto, pada saat Marc kembali dan berada di urutan ketiga dengan hanya Maverick dan Quartararo di depannya,” ucap Burillo, dikutip laman Paddock GP, Selasa (26/7/2022).
“Lebih dari setengah panjang tubuhnya dicondongkan ke luar tembok di trek lurus, memberi tekanan kepada Marquez, dengan brutal melambaikan tangannya seolah-olah itu adalah balapan terakhir dalam hidup Marc atau kejuaraan,” lanjutnya.
“Alberto menekan para pembalapnya dengan meneriaki mereka,” simpulan dari Burillo.
Kebrutalan Puig sudah terlihat sedari dulu, sebelum Marquez mengambil alih tim utama. Dia juga menjadi aktor dari dipecatnya Dani Pedrosa yang menurut Burillo adalah hal yang tidak perlu.