DBasia.news – Sebanyak 216 mantan pekerja tim Formula 1 Caterham akhirnya menerima kompensasi setelah proses pengadilan yang panjang.
Pada 2014, Caterham dinyatakan pailit setelah perselisihan antara pendiri tim, Tony Fernandes, dan grup investor yang berniat membeli tim. Penghujung musim, kurator dari Smith & Williamson kemudian mengambil alih kendali tim, tapi harus melewatkan GP Amerika Serikat dan GP Brasil.
Berkat proyek crowdfunding (galang dana) Caterham masih bisa tampil pada ronde pamungkas di Abu Dhabi. Namun, upaya untuk membantu Caterham kembali ke grid pada 2015 akhirnya kandas, dan sejumlah karyawan mereka hijrah ke tim F1 atau kategori balap lain. Sementara aset-aset Caterham dijual lewat pelelangan.
Awal bulan ini, Motorsport.com mendapatkan informasi bahwa Smith & Williamson telah berhasil membayar kompensasi kepada 216 karyawan.
“Pembayaran ini adalah kabar yang baik, dan merupakan bukti dari kerja keras yang dilakukan pihak kurator dalam menyelesaikan masalah rumit seputar perusahaan Caterham Formula 1,” tulis mereka dalam sebuah pernyataan.
Meski jumlah pastinya belum diketahui, tahun lalu pihak kurator melaporkan telah menerima klaim sebesar £217.495,06 dari para karyawan.
Smith & Williamson harus menjual terlebih dahulu beberapa aset internasional Caterham, yang selama ini menjadi dasar klaim.
Setiap karyawan berhak mendapat kompensasi maksimal 800 poundsterling Inggris atau 14,8 juta rupiah per bulan untuk gaji yang belum dibayarkan selama empat bulan terakhir oleh tim, ditambah tunjangan hari libur dan pensiun.
Tugas berikutnya bagi Smith & Williamson adalah menangani piutang dari 25 pemasok tim, yang mengklaim kompensasi sebesar £66 juta atau Rp1,2 triliun. “Kami berharap pembayaran ini akan dilakukan dalam enam bulan ke depan,” papar kurator.